PENGOPERASIAN
PERALATAN GMDSS
I. PENDAHULUAN
Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS) adalah Perjanjian
internasional yang mengatur prosedur keselamatan, jenis
peralatan, dan prosedur komunikasi yang digunakan untuk
meningkatkan keselamatan dan membuat prosedur yang lebih mudah untuk memberi pertolongan kepada kapal, pesawat udara dan alat angkut
lain nya yang mengalami marabahaya.
Sistem komunikasi
GMDSS dirancang khusus untuk keperluan penanganan isyarat marabahaya dan
keselamatan di laut berlaku diseluruh dunia, sistem ini memiliki kemampuan
untuk dapat menerima dan mengirimkan sinyal-sinyal marabahaya yang dikirimkan
melalui kapal yang sedang mengalami musibah, sehingga kapal-kapal lain yang
berada di sekitar lokasi musibah dapat memberikan pertolongan dengan
keterlambatan waktu sekecil mungkin. Penerapan GMDSS pada kapal boat ditunjukkan
oleh Gambar 1. (http://www.gmdsscom.co.uk) berikut ini.
Gambar
1. Penerapan GMDSS
GMDSS yang diamandemen pada tahun 1988
merupakan penyempunaan dari Safety
of Life at Sea (SOLAS) tahun 1974. Pemberlakuan GMDSS dilakukan secara
bertahap, tidak sekaligus dengan tahapan sebagai berikut :
1.
Tahun 1990 kapal harus dilengkapi dengan RADAR 9 GHz
2.
Tahun 1992 kapal harus dilengkapi dengan Sart And Rescue
Transporder (SART)
3.
Tahun
1993 Kapal harus dilengkapi dengan Emergency Position Indication Radio Beacon
(EPIRB) dan Navigational
Telex System (NAVTEX).
4.
Tahun
1995 Kapal harus mempunyai semua peralatan GMDSS
5.
Tahun
1999 Semua kapal wajib mempunyai semua peralatan GMDSS, diberlakukan secara
menyeluruh. Khusus Indonesia akibat krisis moneter 1997 meminta kepada IMO
untuk ditunda sampai dengan 1 februari 2009.
I.
1 Fungsi GMDSS
GMDSS terdiri dari beberapa sistem, beberapa yang baru, tetapi banyak yang telah dioperasi selama bertahun-tahun sebelumnya. Sistem
ini dimaksudkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut:
1.
Alerting
: yaitu suatu pemberitahuan tentang adanya musibah marabahaya yang cepat dan berhasil
pada suatu unit yang dapat mengadakan atau mengkoordinasikan suatu pencarian
dan pertolongan segera.
2.
Search
and Rescue Coordinating : yaitu komunikasi yang digunakan untuk koordinasi
antara unit-unit yang berpotensi SAR termasuk kapal-kapal yang berada dilaut
untuk merencanakan suatu operasi pencarian dan pertolongan.
3.
On
Scane Communication : yaitu suatu system komunikasi yang digunakan di lokasi
musibah antara On Scene Commander dan Unit-unit yang ikut dalam operasi
pertolongan termasuk dengan kapal musibah apabila masih dapat melakukan
komunikasi.
4.
Locating
Signal : yaitu signal untuk memudahkan penemuan posisi Survival Craft.
5.
Dissemination
of Maritime Safety Information (M.S.I) : yaitu penyiaran informasi-informasi
mengenai keselamatan pelayaran.
6.
General
Radio Communication : yaitu komunikasi dari kapal ke suatau jaringan radio di
darat yang ada hubungannya dengan keselamatan.
7.
Bridge
to Bridge Communication : yaitu komunikasi antar kapal dari anjungan yang ada
hubungannya dengan keselamatan.
Persyaratan kapal yang harus memiliki
perlengkapan GMDSS adalah kapal
penumpang yang berlayar di perairan internasional dan kapal barang dengan
ukuran 300 GT ke atas. Berikut peralatan
GMDSS, sebagai berikut :
1.
Very
High Frequency (VHF), High Frequency (HF), dan Medium Frequency (MF)
2.
NAVTEX
3.
Inmarsat
C
4.
Narrow
Band Direct Printing (NBDP)
5.
EPIRB
6.
SART
9 GHz
I.2
Sistem komunikasi GMDSS
GMDSS dalam
pelaksanaannya menerapkan dua sistem komunikasi, yaitu sistem komunikasi darat
dan sistem komunikasi satelit yang dirancang untuk dapat memungkinkan
pemancaran sinyal marabahaya dapat dilaksanakan dari kapal ke pantai, dari
kapal ke kapal dan dari pantai ke kapal pada seluruh daerah perairan laut.
1.
Sistem
Komunikasi Darat
Sistem komunikasi darat pada sistem
GMDSS digunakan untuk dapat melakukan komunikasi dalam jarak jangkau yang
pendek, sedang dan jauh dengan menggunakan frekuensi yang berada pada jalur
frekuensi VHF (very high frequency), MF (medium frequency)
serta HF (high frequency).
Jalur
frekuensi VHF digunakan untuk komunikasi jarak pendek dengan frekuensi yang
digunakan adalah 156,525 MHz dan berfungsi untuk panggilan-panggilan marabahaya
dan keselamatan mempergunakan panggilan selektif dijital (digital selective
call), sedangkan frekuensi 156,8 MHz digunakan untuk komunikasi koordinasi
SAR dan komunikasi di lokasi musibah dengan menggunakan telepon radio.
Untuk
komunikasi jarak sedang digunakan jalur frekuensi MF. Frekuensi 2187,5 kHz, digunakan
untuk panggilan marabahaya dan keselamatan dengan menggunakan panggilan
selektif dijital untuk arah komunikasi dari kapal ke pantai, kapal ke kapal
serta pantai ke kapal, sedangkan untuk komunikasi di lokasi musibah yang
menggunakan telepon radio digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi
2174,5 kHz digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk
komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal
yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan komunikasi HF sebagai
alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-frekuensi yang digunakan
adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16 MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi
dengan peralatan komunikasi HF, harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada
band 8 MHz, serta salah satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah
dimana kapal tersebut sedang berlayar.
2. Sistem
komunikasi satelit
Disamping
sistem komunikasi darat, GMDSS juga menerapkan system komunikasi satelit.
Komunikasi satelit digunakan dalam dua arah, yaitu kapal ke pantai, pantai ke
kapal, maupun dari kapal ke kapal. Salah satu system komunikasi satelit yang
digunakan pada sistem GMDSS adalah sistem satelit INMARSAT, dimana satelit
tersebut dapat menunjang pemancaran sinyal marabahaya dari kapal-kapal dan juga
dapat digunakan untuk menentukan letak lokasi musibah. Dalam pengoperasiannya,
satelit INMARSAT dibagi menjadi empat wilayah operasional yaitu :
·
samudera
pasifik (Pacific Ocean Region-POR)
·
samudera
atlantik bagian barat (Atlantic Ocean Region-AOR West)
·
samudera
atlantik bagian timur (Atlantic Ocean Region-AOR East)
·
samudera
hindia (India Ocean Region).
Ke empat
satelit INMARSAT tersebut seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2
(http://maritime.inmarsat.com/coverage) berikut ini.
Key
Gambar
2 : Area cakupan pengoperasian satelit INMARSAT
Sistem
INMARSAT memberikan prioritas saluran masuk kepada kanal-kanal komunikasi
satelit pada waktu dalam keadaan situasi darurat. Setiap stasiun bumi bergerak
(mobile earth station) dapat memulai permohonan (request) berita
dengan prioritas marabahaya. Setiap permohonan dengan indikasi prioritas
marabahaya akan didengar secara otomatis oleh stasiun bumi pantai dan saat itu
juga akan diberikan kanal satelit secara khusus. Apabila oleh suatu hal
ternyata semua kanal berada dalam keadaan sibuk, maka salah satu dari kanal
tersebut akan dikosongkan dan diberikan kepada stasiun bumi bergerak yang
memanggil dengan prioritas marabahaya. Prioritas panggilan bahaya tidak hanya
digunakan sesuai dengan tujuan saluran satelit tetapi juga panggilan tersebut
juga disalurkan secara otomatis kepada badan pertolongan yang berwenang yang
sesuai untuk itu.
1.3 Area Cakupan Pengoperasian GMDSS
Pembagian
wilayah berdasarkan frekuensi operasional merupakan persyaratan GMDSS yang
berlaku dewasa ini. Pembagian dimaksud untuk memudahkan penyelidikan secara
efektif terhadap penyelamatan di laut dan meringankan beban stasiun radio
pantai agar tidak tertuju pada satu saluran frekuensi kerja, serta memudahkan
para pemilik kapal untuk memilih perangkat-perangkat radio yang dipersyaratkan
berdasarkan wilayah pelayarannya masing-masing. Peralatan komunikasi yang disyaratkan
di kapal adalah peralatan yang dapat meliputi daerah operasi pelayaran yang
dapat terus menerus merelay bahaya dan keselamatan dalam suatu area pelayaran.
Pengalokasian
wilayah pengoperasian GMDSS dibagi menjadi 3 wilayah yang meliputi wilayah
perairan A1, A2 serta A3, ditunjukkan oleh Gambar 3. (http://www.gmdss.com.au/concepts.htm)
berikut ini.
Gambar
3 : Area cakupan pengoperasian GMDSS
Area cakupan pengoperasian
GMDSS adalah ;
1. Daerah A1 : Merupakan daerah pelayaran
dalam jarak capai perangkat radio VHF dari stasiun pantai (kurang dari 20 s/d
30 mile) yang dibuka secara terus menerus selama 24 jam menggunakan perangkat
VHF DCS.
Gambar 4 : Tipe GMDSS Area A1, Stasiun Kapal
2. Daerah A 2 : Suatu daerah pelayaran
dalam jarak capai perangkat radio MF dari stasiun pantai terdekat (kurang lebih
100 mile) yang dibuka secara terus menerus selama 24 jam menggunakan perangkat
MF DSC diluar daerah A1.
Gambar 5 : Tipe GMDSS Area
A2, Stasiun Kapal
3. Daerah A 3 : Suatu daerah pelayaran
dalam liputan satelit INMARSAT (yaitu antara 700 LU s/d 700
LS), diluar daerah A1 dan A2.
Gambar 6 : Tipe GMDSS area
A3, Stasiun Kapal
4. Daerah A 4 : Daerah pelayaran yang
tidak termasuk daerah A1, A2, dam A3.
Gambar 7 : Tipe GMDSS area
A4, Stasiun Kapal
2. PROSEDUR PENGOPERASIAN PERALATAN GMDSS
2.1 Very High Frequency (VHF) dan medium
frequency (MF)/high frequency
(HF)
Sistem
komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan untuk dapat melakukan komunikasi
dalam jarak jangkau yang pendek, sedang dan jauh dengan menggunakan frekuensi
yang berada pada jalur frekuensi VHF (very high frequency), MF (medium
frequency) serta HF (high frequency).
2.2 Very High Frequency (VHF)
a.
Prinsip
Kerja VHF
Frekuensi
sangat tinggi (VHF)
adalah frekuensi radio berkisar dari 30 MHz sampai 300 MHz. Frequencies immediately
below VHF are denoted (HF), and the next higher frequencies
are known as (UHF).Frekuensi VHF langsung di bawah
ditandai frekuensi tinggi (HF), dan frekuensi yang lebih tinggi
berikutnya dikenal sebagai frekuensi tinggi
Ultra (UHF). The is done by
.Para alokasi frekuensi dilakukan oleh ITU (International
Comunication Union).
Perangkat
komunikasi VHF radiotelephone merupakan perangkat komunikasi yang
menggunakan sistem radio VHF (very high frequency) yang
diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi ketentuan IMO (International
Maritime Organization) dalam hal kemampuan untuk memancarkan dan menerima
sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini dilengkapi dengan MMSI (maritime
mobile service identity), sehingga selain dapat digunakan untuk memancarkan
dan menerima sinyal marabahaya, dapat juga digunakan untuk melakukan panggilan
atau penerimaan komunikasi secara individual, komunikasi ke seluruh kapal
ataupun pada area tertentu saja, dan beroperasi pada range frekuensi
155.00-166.475 MHz.
Gambar 8 : Very
High Frequency (VHF)
Jalur
frekuensi VHF digunakan untuk komunikasi jarak pendek dengan frekuensi yang
digunakan adalah 156,525 MHz dan berfungsi untuk panggilan-panggilan marabahaya
dan keselamatan mempergunakan panggilan selektif dijital (digital selective
call), sedangkan frekuensi 156,8 MHz digunakan untuk komunikasi koordinasi
SAR dan komunikasi di lokasi musibah dengan menggunakan telepon radio.
b.
Prosedur Operasi VHF DSC
Jika kapal dalam keadaan marabahaya, maka memancarkan atau
mentransmisikan alarm marabahaya dalam waktu yang singkat, dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
· Tekan dan
tahan selama 5 detik.
* Call In
Progress *
Distress Call
CH 70
|
* Wait for dist
ack *
Next 1,2 min
|
Tampilan
· Tunggu
sampai ada jawaban (Acknowledgement) dari stasiun pantai.
* Receive * DISTRESS ACK
ID 007654321
|
Tampilan
· Tekan,
kemudian
· Angkat handset dan pancarkan berita Marabahaya nya.
Memancarkan tanda marabahaya dapat pula dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan data,
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
· Tekan ,
·
Tekan
/
pilih “DIS” (DISTRESS CALL), 2X
· Tekan
,
/
pilih sifat Distress yang dialami
·
Telecom1 : Simplex TP
|
* Ready for
Calling * DISTRESS CALL CH 70
Distress Call
|
Tampilan
· Tekan dan
tahan selama 5 detik
* Wait for dist ack
*
Next 1,5 min
|
* Call In
Progress *
Distress Call
CH 70
|
Tunggu sampai ada jawaban (Acknowledgement)
* Receive * DISTRESS ACK
ID 007654321
|
Tampilan
· Tekan
,
· Angkat handset dan pancarkan berita Marabahaya nya.
2.3 Medium frequency (MF)/high frequency (HF)
a.
Prinsip
Kerja MF/HF
Untuk
komunikasi jarak sedang digunakan jalur frekuensi MF. Frekuensi 2187,5 kHz
digunakan untuk panggilan marabahaya dan keselamatan dengan menggunakan
panggilan selektif dijital untuk arah komunikasi dari kapal ke pantai, kapal ke
kapal serta pantai ke kapal, sedangkan untuk komunikasi di lokasi musibah yang
menggunakan telepon radio digunakan frekuensi 2182 kHz. Sedangkan frekuensi
2174,5 kHz digunakan hanya untuk komunikasi dengan menggunakan telex.
Untuk
komunikasi dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal
yang berada dalam jarak jangkau yang jauh digunakan komunikasi HF sebagai
alternatif terhadap komunikasi satelit. Frekuensi-frekuensi yang digunakan
adalah pada band frekuensi 4, 6, 8, 12 dan 16 MHz. Kapal-kapal yang diperlengkapi
dengan peralatan komunikasi HF, harus selalu menjaga frekuensi marabahaya pada
band 8 MHz, serta salah satu frekuensi yang diharuskan yang sesuai untuk daerah
dimana kapal tersebut sedang berlayar
Perangkat
komunikasi MF/HF radiotelephone merek FURUNO merupakan perangkat
komunikasi yang menggunakan sistem radio MF/HF (medium frequency/high
frequency) yang diperuntukkan untuk keperluan maritim serta memenuhi
ketentuan IMO (International Maritime Organization) dalam hal kemampuan
untuk memancarkan dan menerima sinyal marabahaya di laut. Perangkat ini
dilengkapi dengan MMSI (maritime mobile service identity), sehingga
selain dapat digunakan untuk memancarkan, menerima serta memonitor sinyal
marabahaya, perangkat ini juga dapat digunakan untuk komunikasi biasa antara
kapal ke kapal maupun kapal ke darat pada range frekuensi pengiriman antara 1,6
MHz sampai 27,5 MHz, serta range frekuensi 100 kHz sampai 30 Mhz, dan frekuensi
2182 kHz sebagai frekuensi marabahaya, disamping itu perangkat ini juga dapat berfungsi
sebagai telex.
Gambar
9 : Medium Frequency/High Frequency (MH/HF)
b.
Prosedur
Operasi MF/HF DSC
Jika kapal
dalam keadaan marabahaya, maka memancarkan atau mentransmisikan alarm
marabahaya dalam dilakukan dengan dua cara sama seperti pada VHF yaitu In short of time (dalam waktu yang
cepat) dan with inserting data (dengan
terlebih dahulu memasukkan data), dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :
Memancarkan
alarm marabahaya dalam waktu yang cepat :
·
Tekan
·
* Wait for dist
ack *
Next 1,2 min
|
* Receive * DISTRESS ACK
ID 007654321
|
* Receive * DISTRESS ACK
ID 007654321
|
· Tampilan
· Tekan alarm
stop
, kemudian
· Angkat handset dan pancarkan berita Marabahaya nya.
Memancarkan alarm
marabahaya dengan terlebih dahulu memasukkan data, dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut :
· Tekan
,
· Tekan
/
pilih “DIS” (DISTRESS CALL),
· Tekan
,
/
pilih sifat Distress yang dialami
· Tekan
,
/
masukkan posisi dan waktu yang terbaru
· Tekan
,
/
pilih kelas emisi (2182 = H3E, 4M-12M=J3E) dan
·
* Ready for Calling * DISTRESS CALL
Distress Call
|
Tampilan
·
* Wait for dist
ack *
Next 1,5 min
|
* Call In
Progress *
Distress Call
|
Tampilan
Tunggu sampai ada jawabaan (Acknowledgement)
* Receive * DISTRESS ACK
ID 007654321
|
Tampilan
· Tekan alarm
stop
, kemudian
Angkat handset dan pancarkan berita marabahaya nya.
2.1 Search
And Rescue Transponder (SART)
a. Prinsip
Kerja SART
SART singkatan Search And Rescue (Radar) Transponder adalah sarana utama dalam GMDSS. Tujuannya adalah untuk membantu pencarian lokasi survival craft, atau kapal yang
mengalami marabahaya. Hal ini memungkinkan setiap kapal atau
pesawat terbang yang dilengkapi dengan
radar untuk mendeteksi lokasi survival.
Pada umumnya, dua SART diletakkan masing-masing pada sisi bridge kiri dan kanan, di mana dapat dengan mudah dicapai jika meninggalkan kapal. Untuk mendapatkan jangkauan deteksi yang
diperlukan,
SART harus dioperasikan minimal 1
meter di atas air, sehingga peraturan yang tepat dibuat untuk menempatkan SART pada survival craft, yaitu diletakkan
pada tiang teleskopik yang didorong keluar melalui
lubang di kanopi liferaft
dengan SART yang diletakkan di atasnya.
Fungsi SART dalam GMDSS adalah untuk Locating Signal yaitu untuk untuk
memudahkan penemuan posisi Survival Craft. Ketika terdeteksi atau terinterogasi
oleh RADAR, SART akan berganti ke modus Transmit dan memancarkan sinyal audio dan
visual (tampilan pada RADAR berupa titik-titik, semakin dekat posisi SART maka
semakin besar titik-titik nya yang membentuk seperti ring). Jangkauan
pendeteksian SART tergantung dari tinggi tiang RADAR kapal-kapal SAR dan
ketinggian SART, normalnya sekitar 15 KM (8 nm).
Gambar
10 : SART dan RADAR yang meginterogasi SART
b. Pengoperasian
SART
Tahapan
mengaktifkan SART untuk digunakan sebagai berikut :
·
Lepaskan
SART dari bracket (tempat SART terpasang)
·
Untuk
menghidupkan (switch-on) tekan tombol hitam dan ini berarti SART akan berada pada
posisi stanby mode.
·
Ketika
SART berhasil diinterogasi oleh RADAR, maka lampu SART akan hidup dan bersuara
(beep)
2.2 Emergency
Position indication radio Beacon (EPIRB)
a.
Prinsip Kerja EPIRB
EPIRB merupakan sistem search and
Rescue (SAR) berbasis satelit internasional yang pertama kali digagas oleh
empat negara yaitu Perancis, Kanada, Amerika Serikat dan Rusia (dahulu Uni
Soviet) pada tahun 1979 yang bekerja melalui satelit Cospas-Sarsat. Misi program
Cospas-Sarsat adalah memberikan bantuan pelaksanaan SAR dengan menyediakan “distress alert” dan data lokasi secara
akurat, terukur serta dapat dipercaya kepada seluruh komonitas internasional.
Tujuannya agar dikurangi sebanyak mungkin keterlambatan dalam melokasi “distress alert” sehingga operasi akan berdampak
besar dalam peningkatan probabilitas keselamatan korban. Keempat negara
tersebut mengembangkan suatu sistem satelit yang mampu mendeteksi “beacon” pada frekuensi 121,5/243 MHz dan
406 MHz. Emergency Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB) beacon 406 Mhz adalah
untuk pelayaran merupakan elemen dari Global Maritime Distress Safety System
(GMDSS) yang didesain beroperasi dengan sistem the Cospas-Sarsat. EPIRB sekarang
menjadi persyaratan dalam konvensi internasioal bagi kapal Safety of Life at
Sea (SOLAS). Mulai 1 Februari 2009, sistem Cospas-Sarsat hanya akan memproses
beacon pada frekuensi 406 MHz. Cospas merupakan singkatan dari Cosmicheskaya
Sistyema Poiska Avariynich Sudov sedangkan Sarsat merupakan singkatan dari
Search And Rescue Satellite-Aided Tracking.
Prinsip
Kerja EPIRB adalah Ketika beacon aktif, sinyal akan diterima oleh satelit
selanjutnya diteruskan ke Local User Terminal (LUT) untuk diproses seperti
penentuan posisi, encoded data dan lain-lainnya. Selanjutnya data ini
diteruskan ke Mission Control Centre (MCC) di manage. Bila posisi tersebut
diluar wilayahnya akan dikirim ke MCC yang bersangkutan, bila di dalam
wilayahnya maka akan diteruskan ke instansi yang bertanggung jawab. Cara kerja
EPIRB ditunjukan pada gambar berikut.
Gambar
11 : Prosedur Operasi EPIRB
b. Pengoperasian
EPIRB
Langkah-langkah
menghidupkan EPIRB sebagai berikut :
·
Buka
tutup power dan switch-on
·
Tunggu
sampai lampu menyala. Kalau ingin melakukan tes apakah EPIRB dalam kondisi baik
maka tunggu sampai lampu menyala 3 (tiga) kali (jangan 4 kali karena pancaran
EPIRB akan diterima oleh satellite), dengan demikian hasil tes menunjukan EPIRB
dalam kondisi yang baik.
Baterai pada EPIRB mempunyai arti yang
sangat penting, karena itu pengecekan baterai untuk mengetahui kapan baterai
habis masa berlakunya (expired date) adalah hal yang harus dilakukan. Pengecekan
baterai dapat dilakukan dengan melihat pada salah satu sisi dari EPIRB.
Gambar 12 : Emergency
Position-Indicating Radio Beacon (EPIRB)
2.3 Navigational
Telex System (NAVTEX)
a.
Prinsip
Kerja NAVTEX
Navtex (navigational telex)
adalah frekuensi internasional secara automatis, melalui layanan cetak langsung
untuk pengiriman berita navigasi, peringatan badan meterologi dan perkiraan
yang mencakup informasi keselamatan kelautan untuk kapal, yang menerima masukan
secara otomatis dari kapal yang ada di laut dalam radius perkiraan 370 km dari
garis pantai.
Navtex
station in US di operasikan oleh “coast guard” di amerika dan pengguna tidak di
kenakan biaya dengan masuknya/menerima siaran radio NAVTEX. Navtex adalah
bagian dari IMO/IHO,worldwide navigation service (WWWNS) navtex juga merupakan
element utama dari GMDSS dan solas.
Siaran
radio navtex yang menggunakan frekuensi pada 518 khz / 490 khz dan digunakan
oleh (NBDP), (FEC), serta tipe penyebaran nya menggunakan radio amatir yang
disebut AMTOR.
Internasional navtex pada
frekuensi 518 khz menggunakan English dan frekuensi 490 khz menggunakan bahasa
Indonesia. Navtex menerima berita-berita navigasi dan meteorologi yang
dipancarkan oleh stasiun pantai sesuai dengan daerah pelayaran navigasi.
Gambar 13 : Navigational
Telex System (NAVTEX)
Kode
berita-berita yang diterima NAVTEX
A : Navigational
warming
B : Meteorological
warming
C : Ice report
D : Search
and rescue information
E : Meteorological message
F : Pilot service message
G : DECCA
message
I
: LORAN
message
H : OMEGA
message
J : SATNAV
message
K : Other
electronic navaids message
L : Navigational
warming – additional to A
V,W,X,Y : Special service – allocation by navtex panel
Z : No
message on hand
Note
: The message type A, B, D and L (cannot
be reject)
b.
Prosedur
Pengoperasian NAVTEX
Tombol –
tombol NAVTEX
Indicator penerimaan
Informasi SAR
|
Indicator penerimaan
berita navtex
|
Tombol
MENU
|
Tombol
pilih
|
Tombol
penolak
|
Tombol
Gulung kertas
|
|
ALARM
|
PAPER
|
LOCK
|
EXT RX
|
MENU
|
ALARM STOP
|
SELECT
|
MONITOR
|
EXCLUDE
|
DIMMER
|
LINE
FEED
|
POWER
|
Indicator kertas kosong
|
Indicator penerimaan
Dari receiver lain
|
Tombol
Alarm reset
|
Tombol
Panas atas
|
Tombol
Panah bawah
|
Tombol
Power
|
1.
Power
|
·
Power
|
·
Untuk
mematikan NAVTEX tekan tombol
tiga detik
2.
Menu
NAVTEX
·
Station
selecting
·
Message
selecting
·
Control
selecting
·
Self
diagnostic selecting
·
Message
A, B, D dan L alarm exluded
·
External
received excluded
·
Memori
clear selecting
3.
Pengoperasian
NAVTEX tergantung daripada kebutuhan yaitu pada tombol menu pilih “ station
atau massage “
4.
Exclude
|
5.
Select
|
Menu
|
Jika kita ingin mencetak hasil setting
NAVTEX maka tekan tombol
Select
|
2.4 Inmarsat
C
a. Prinsip
Kerja Inmarsat C
Inmarsat-C
adalah layanan dua arah, paket layanan data yang dioperasikan oleh perusahaan
telekomunikasi Inmarsat. The service is approved for use under the Global
Maritime Distress and Safety System ( ), meets the requirements
for Ship Security Alert Systems (SSAS) defined by the
(IMO) and is the most widely used service in fishing Vessel Monitoring Systems
( ).Layanan ini telah disetujui
untuk digunakan di bawah GMDSS,
memenuhi persyaratan untuk Ship Security Alert Systems (SSAS) yang ditetapkan
oleh International Maritime Organization
(IMO) dan merupakan layanan yang paling banyak digunakan dalam fishing Vessel
Monitoring Systems (VMS). The
service offers data transfer; e-mail; , crew calling; telex; remote monitoring;
tracking (position reporting); chart and weather updates; maritime safety
information (MSI); maritime security; GMDSS; and SafetyNET and FleetNET
services.
Layanan ini menawarkan
transfer data ; e-mail, SMS,
telepon crew, teleks, pemantauan jarak jauh, pelacakan (laporan posisi), grafik
dan update cuaca, informasi keselamatan maritim (MSI), keamanan maritim, GMDSS,
dan layanan SafetyNet dan FleetNET.
Gambar 14 : Inmarsat
C
b. Prosedur
Pengoperasian Inmarsat C
Langkah-Langkah
Pengoperasian Inmarsat C yaitu :
·
Nyalakan
(switch on) : -
SAT-C communication (transceiver)
- SAT-C Telex (CPU + Monitor)
File Edit Send/Rec
Command System
Term Editor
Disp Test Distress
F1
F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10
|
·
Memasukkan
atau memperbarui posisi
·
Tekan
F5, 7 “ ship Position “
Ship Position
LAT : _ _
_ _ _ _ Ketik Nort / South
LON : _
_ _ _ _ _ _ Ketik East / West
|
Enter
|
·
Tampilan
posisi di kanan bawah
Current state : IDLE SYNC (NCS) 03-09-05 09-52 (UTC)
NCS : LOGOUT LAT : 12: 45: 30 N
LON : 012: 45: 30 W
|
1. Langkah
Login dan logout
1.1 Langkah
Login cara langsung
·
Enter
|
·
Login
Start
Yes No
|
Yeses
|
Tunggu sampai
muncul “ Successful Login”
Current state : IDLE SYNC (NCS) 03-09-05 09-52 (UTC)
Successful Login NCS : POR LOGIN LAT : 12: 45: 30 N
LON : 012: 45:
30 W
|
1.2
Login Dengan Memilih Satelite
·
Tekan
F4, 4 “ Scan NCS “
·
Scan entry
|
Auto
AOR (West)
AOR (East)
POR
IOR
|
POR
|
Enter
|
Tunggu sampai “ Scanning Complete “
Enter
|
·
Tekan
F4, 2 “ Logout “
·
Login
Start
Yes No
|
Yes
|
Tunggu sampai
muncul “ Successful Logout” pada tampilan
Current state : IDLE SYNC (NCS) 03-09-05 09-52 (UTC)
Successful Logout NCS
: Logout LAT : 12: 45: 30 N
LON : 012: 45: 30 W
|
2. Editing
Berita
2.1
Membuat File Berita
·
Tekan
F1, 1 “ New ”
·
Ketik
beritanya
Contoh berita
: (dibuat rata kiri)
To :
Madidihang line
FM : Master
RE : F/O
PLEASE
SUPPLAY F/O 100 TONS
ARRIVAL
MUARA BARU
REGARDS
|
2.2 Menutup dan Menyimpan File Berita
·
Enter
|
·
Pilih
“ Yes ”
Enter
|
·
Ketik
nama file beritanya
Note : Nama
file berita dalam huruf dan atau angka, tanpa spasi
2.3 Menampilkan
File Berita
·
Enter
|
·
Pilih
nama file berita yang akan ditampilkan
3. Membuat
Daftar Alamat
·
Enter
|
·
Tekan , Pilih nomor yang kosong
Station
Name :
Ketik nama kantor tujuan
Type :
Pilih jenis pesawat
penerimanya (misal telex)
Country
Code
: Ketik nomor kode Negara alamat tujuan
Station
ID :
Ketik nomor pesawat tujuan
Remarks
: Ketik keterangan tambahan bila diperlukan
|
Enter
|
·
Untuk
menutup tampilan daftar tekan ESC
4. Mengirim
Berita
·
Tekan
F3 “ Send / Rec “
·
Tekan
1 “ Send “
·
Tekan
1 “ Send Message “
Send Message
Priority : Pilih normal
Message File : Tekan
spasi, pilih file berita yang dikirim
Station Name : Tekan
spasi, pilih alamat tujuan
Destination type : TELEX PSTN CSDN PSDN X400 DNID SPEC
Destination Code :
Station ID :
LES ID : Tekan spasi, pilih nama LES sesuai
satelitnya
Confirmation : ON OFF pilih ON
Send Delay :
0 : 0
Delivery Delay :
Immediate Deferred
pilih Immediate
2X
|
Enter
|
Enter
|
Enter
|
Enter
|
·
Tekan
spasi
·
Tunggu
sampai muncul tampilan
Current state : SENDING SYNC (NCS) 03-09-05 09-52 (UTC)
Successful Login NCS : POR LOGIN LAT : 12: 45: 30 N
LON : 012: 45: 30 W
|
·
Untuk
mengetahui hasil pengiriman
·
Tekan
F3, 5 “ Log “
Message Status List
S/ R
Message No. Type Pri
Date Time LES Station
Size Cond
01 S
Justice Telex Nrm 03-09-09
05:36 221 Justice Line
Size Success
|
2.5 Narrow
Band Direct Printing (NBDP)
a. Prinsip
Kerja NBDP
NBDP adalah catatan yang tercetak/print dari pesan komunikasi. Jika
suatu kapal dalam situasi marabahaya akan baik jika memiliki catatan yag tercetak dari semua komunikasi yang terjadi selama operasi.
NBDP adalah istilah yang kita gunakan untuk menggambarkan
metode pengiriman informasi melalui
radio dan setelah itu dicetak. Dalam beberapa
publikasi itu disebut TELEX,
sistem yang digunakan pada komunikasi
melalui
pantai/darat yang dilakukan antara
kantor.
Salah
satu kelemahan menggunakan
NBDP untuk komunikasi adalah bahwa operator yang
terampil untuk menerima berita diperlukan. keuntungannya adalah bahwa ada hard copy-semua
komunikasi tertulis. NBDP komunikasi menggunakan sinyal digital untuk menghubungan
antara komunikator.
Gambar 15 : Narrow Band Direct Printing (NBDP) dan
Prinsip Kerja
b. Prosedur
Pengoperasian NBDP
Langkah-Langkah Pengoperasian NBDP sebagai berikut :
·
Nyalakan
(switch on) :
ü
SSB
(single side band)
ü
NBDP
(narrow band direct printing)
1. Editing
Berita
1.1 Membuat File Berita
·
Tekan
F1, 1 “ New ”
·
Ketik
beritanya
To :
Madidihang line
FM : Master
RE : F/O
PLEASE
SUPPLAY F/O 100 TONS
ARRIVAL
MUARA BARU
REGARDS
|
1.2 Menutup dan Menyimpan File Berita
·
Enter
|
·
Pilih
“ Yes ”
Enter
|
·
Ketik
nama file beritanya
Note : Nama
file berita dalam huruf dan atau angka, tanpa spasi
1.3 Menampilkan File Berita
·
Enter
|
·
Pilih
nama file berita yang akan ditampilkan
2. Pengiriman
Berita
Sistem
pengiriman berita dalam NBDP :
2.1 Sistem ARQ (automatic retransmission /
repetition request)
·
Untuk
komunikasi individual (dari satu stasiun ke stasiun lain)
·
Dua
arah
·
Bersifat
biasa / routine
·
Harus
dengan ID
2.2 Sistem
FEC (forward error correction)
·
Untuk
komunikasi dari satu stasiun ke beberapa stasiun lain
·
Searah
·
TANPA ID
|
URGENCY
SAFETY
2.3 Pengiriman
Berita Cara Manual (langsung)
Note : sebelum
pengiriman berita
·
Semua
file berita sudah ditutup (close)
·
SSB
pada posisi nyala ( ON )
·
Enter
|
·
Tekan , pilih “ Set Frequency “
Set Frequency
TX freq :
Masukan freq penerima stasiun tujuan
RX freq :
Masukan freq pancar stasiun tujuan
|
Enter
|
·
Enter
|
·
Tekan , pilih
“ Manual Calling “
Manual Calling
Mode :
Pilih ARQ
ID :
Masukkan ID stasiun yang dipanggil
|
Enter
|
·
Tunggu
sampai Connect – Send – Lock nyala
1: File 2: Edit 3: Operate 4: Window
5: Station 6: System 7: WRU 8: HR 9:Over 0: Break
----------------------------------------------------------------------------2003-09-03 05-07 (JST) ----
Station Name :
Frequency (T/R ) : 12180.0
/ 13215.0 (khz) Comm. Mode : ARQ
Comm Status : Connect Send Lock Error
Sending Volume : 0% ARQ Error
: 0 ARQ
Time : 5 sec
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
|
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Enter
|
TELEX, ketik : NTLX Kode Negara Nomor Telex Tujun +
Enter
|
FAX, ketik : FAX Kode Negara Kode Wilayah No. Fax Tujuan +
Misal: FAX62214411549+
tanpa spasi
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Enter
|
·
Tekan atau
Pilih berita yang akan dikirim
·
Tunggu
selesai pengiriman berita
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Enter
|
·
Ketik BRK + Tunggu beberapa saat
·
Tekan
F10 “ Break “
·
Untuk
menghapus tampilan yang dikirik maupun yang diterima
·
Tekan
F1, 9 “ Clear Buffer “
2.4 Pengiriman
Berita Cara Ke Dua (memanggil stasiun dari daftar alamat)
2.4.1 Menyimpan
Frekuensi Panggil
·
Enter
|
·
Tekan ,
Pilih “ Create “
Channel Set Up
Channel
: Ketik channelnya ( 1 – 99 )
TX
Freq : Ketik frekuensi penerima
stasiun tujuan
RX
Freq : Ketik frekuensi pancar
stasiun tujuan
|
Enter
|
Enter
|
·
Muncul
“ Yes “
·
Tekan
ESC
2.4.2
Membuat Daftar Alamat
·
Enter
|
·
Tekan , Pilih “ Create “
Station Set Up
Station name :
Ketik nama stasiun tujuan
ID code : Ketik Nomor ID NBDP stasiun tujuan
Mode : Pilih ARQ
CH / Table : Pilih channel
Num / Table :
Ketik channel yang
digunakan 2X
|
Enter
|
·
Tekan
ESC
2.4.3 Memanggil Stasiun dari Daftar Alamat dan
Kirim Berita
·
Enter
|
·
Tekan , Pilih nama stasiun tujuan
·
Tunggu
sampai Connect – Send – Lock nyala
1: File 2: Edit 3: Operate 4: Window
5: Station 6: System 7: WRU 8: HR 9:Over 0: Break
----------------------------------------------------------------------------2003-09-03 05-07 (JST) ----
Station Name :
Frequency (T/R ) : 12180.0
/ 13215.0 (khz) Comm. Mode : ARQ
Comm Status : Connect Send Lock Error
Sending Volume : 0% ARQ Error
: 0 ARQ
Time : 5 sec
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
|
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Enter
|
TELEX,
ketik :
NTLX Kode Negara Nomor Telex
Tujun +
Enter
|
FAX, ketik : FAX
Kode Negara Kode Wilayah No. Fax Tujuan +
Misal : FAX62214411549
+ tanpa spasi
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Tekan
F3, 3 “ file to send “
Enter
|
·
Tekan atau
Pilih berita yang akan dikirim
·
Tunggu
selesai pengiriman berita
·
This
is a sample response from the other user
+?
|
Enter
|
·
Untuk
memutuskan komunikasi
·
Enter
|
·
Tekan
F10 “ Break “
·
Untuk
menghapus tampilan yang dikirik maupun yang diterima
·
Tekan
F1, 9 “ Clear Buffer “
3. Memancarkan
Berita Distres, Urgency atau safety
·
Enter
|
·
Tekan , Pilih “ Set Frequency "
Set Frequency
TX freq
: Masukan frekuensi Distress NBDP
RX freq
: Masukan frekuensi Distress NBDP
|
Enter
|
·
Enter
|
·
Tekan , Pilih “ Manual Calling “
Manual
Calling
Mode
: Pilih FEC
ID
: Tanpa ID (kosongkan)
|
Enter
|
·
Tunggu
sampai Connect – send nyala
·
Pemancaran
beritanya :
·
Ketik
langsung beritanya atau
·
Mengirim
dari file berita yang telah dibuat terlebih dahulu
·
Enter
|
·
Pilih
file berita yang dikirim
·
Tunggui
sampai selesai pengiriman berita
·
Enter
|
·
Tekan
F10 “ Break “
Harrah's Philadelphia Casino and Hotel - KTAR
BalasHapusThe Harrah's Philadelphia 광양 출장안마 Casino and Hotel 포항 출장마사지 provides an upscale, mini-casino and restaurant 영주 출장마사지 experience with a 하남 출장안마 contemporary twist. With over 서귀포 출장마사지 40,000